Teknomilenial.com – Hallo Kaum Milenial, Drone sebagai moda ekspedisi barang muncul di Indonesia. Mengingat negara anda terdiri dari tidak sedikit pulau, penerapan drone untuk pemakaian reguler dalam ekspedisi logistik pasti akan menjadikan layanan lebih efisien.
Platform e-commerce JD memberitahukan suksesnya uji jajaki penerbangan drone untuk ekspedisi barang yang secara sah dan kesatu kalinya dilakukan di Tanah Air. Keberhasilan ini membuka peluang untuk pemakaian drone komersial di masa mendatang di distrik Indonesia dan area Asia Tenggara.
Penerbangan uji jajaki tersebut dilangsungkan pada 8 Januari 2019 lalu, di area Jawa Barat, Indonesia, drone itu terbang dengan rute dari Desa Jagabita, Parung Panjang, Bogor ke Sekolah Dasar MIS Nurul Falah Leles dengan tujuan mengantarkan tas ransel dan buku-buku untuk para siswa.
Barang-barang yang dikirim dengan memakai drone tersebut ialah sebagian dari sumbangan peralatan sekolah yang lebih banyak dari JD ke sekolah tersebut. JD dan partner joint venture-nya, JD.id, mempunyai jaringan infrastruktur logistik yang terdiri dari sepuluh gudang di tujuh pulau di nusantara yang merangkum 483 kota dan 6.500 kecamatan.
Uji jajaki terbang drone sah kesatu di Indonesia itu mendapat sokongan dari Pemerintah Indonesia dan lembaga/organisasi berhubungan yang diwakili oleh Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) dan Direktorat Navigasi Penerbangan (DNP) dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, TNI AU, Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav Indonesia), Federasi Aero Sport Indonesia (FASI), dan Asosiasi Sistem dan Teknologi Tanpa Awak (ASTTA).
Kepala Drones and Tomorrow’s Airspace Timothy Reuter menuliskan uji jajaki terbang drone ini menjadi emblem operasi ekspedisi drone kesatu yang diamini pemerintah dalam sejarah Indonesia.
“Berbagai uji jajaki terbang drone ini ialah peluang untuk Indonesia guna menjadi pemimpin di area Asia Tenggara dengan memanfaatkan ekspedisi drone untuk menambah akses ke perlengkapan medis, kemanusiaan, dan produk-produk komersil yang urgen di wilayah terpencil,” jelas Timothy Reuter.
